Kapolri Jenderal. Pol. Listyo Sigit Prabowo akhirnya memberikan atensi terhadap kasus kematian bocah SMP Afif Mualana yang diduga mengalami penganiayaan oleh petugas Sabhara Polda Sumatera Barat.
Kapolri memastikan, ia memberikan atensi atas kasus kematian Afif sejak kasus ini mencuat. Karenanya Sigit mengatakan ia sudah mengirim tim dari Mabes Polri untuk ikut menyelidiki kasus ini.
Adapun tim yang turun tangan dari Profesi dan Pengamanan (Propam), Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, hingga Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum).
“Sudah turun dari Mabes (Polri), tim Itwasum, Propam untuk cek penyidikan dan proses yang dilakukan,” kata Kapolri kepada awak media, Selasa (2/6/2024) di Jakarta.
Selain tim mabes polri, Sigit juga mengatakan pihak Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga ikut memantau proses penyidikan yang sedang berlangsung di Polda Sumbar.
Ia berjanji pihaknya tidak ada menutupi kasus ini bilamana ada pelanggaran oleh anggota kepolisian baik dari segi etika maupun pidana.
“Kasus proses etik menunjukkan kita tidak ada yang ditutupi dan bila ada kasus pidana juga akan ditindaklanjuti,” tegas Sigit.
Sebelumnya, seorang remaja lelaki berusia 13 tahun, Afif Maulana, tewas di aliran sungai di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 9 Juni 2024.
Kondisi Afif yang tergeletak di sungai itu sungguh mengenaskan. Di sekujur tubuhnya terdapat luka lebam, kemudian terdapat luka patah tulang iga, tulang rusuk, ada juga luka lebam di belakang dekat telinga.
Keluarga korban sendiri menyatakan tubuh korban dalam kondisi seperti habis di aniaya karena banyaknya luka-luka. Keluarga korban juga mengatakan berdasarkan hasil visum, Afif Maulana meninggal dunia akibat patah tulang rusuk dan paru-paru robek.
Kasus ini mencuat lantaran ada dugaan Afif Maulana terkait dengan peristiwa penangkapan oleh petugas Sabhara Polda Sumbar.
Berdasarkan keterangan, pada hari kejadian, petugas Sabhara Polda Sumbar menangkap 18 orang pelajar yang akan tawuran. Para pelajar ini merupakan teman-teman Afif Maulana.
Polisi membantah bahwa Afif menjadi salah satu anak yang tertangkap. Namun belakangan, Polisi mengakui Afif ada di dalam rombongan pelajar yang akan tawuran.
Menurut keterangan polisi, karena takut tertangkap polisi, Afif memutuskan lompat dari jembatan Kuranji dan tewas.
Akan tetapi melihat kondisi mayat Afif, publik meragukan keterangan polisi. LBH Padang bahkan meyakini, ada indikasi kuat bahwa Afif Maulana merupakan korban penganiayaan.